Search site


Busway Surabaya Digagas Lagi

14/07/2010 13:27

Kemungkinan awal akan dioperasikan di sepanjang Jl Ahmad Yani dulu. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya hidupkan lagi gagasan proyek Bus Rapid Transportations (BRT) atau busway. Ini setelah adanya lampu hijau dari pemerintah pusat tetantang perlunya angkutan massal di Kota Surabaya.

 

“ Model angkutan yang ditawarkan  bisa busway atau monorail. Namun, dari pembicaraan antara pusat dengan pemkot, model busway yang paling pas,” kata  Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Eddi, Rabu (14/7).

 

Proyek busway sendiri sempat digagas tahun 2007. Namun  kemudian dihentikan lantaran ada masalah terkait dugaan adanya gratifikasi senilai Rp 720 juta kepada 45 anggota DPRD dari Pemkot Surabaya untuk meloloskan proyek busway tahun 2007.

 

Begitu ada usulan pemerintah pusati, kata Eddi, langsung direspon dan pemkot siap mewujudkannya. Kesiapan pemkot setelah kota ini memiliki frontage road di Jl. Achmad Yani. “Program busway awal mungkin di Jl. Achmad Yani dulu, baru setelah itu dikembangkan ke jalan-jalan lain,” katanya.

 

Realisasi busway ini juga sesuai dengan keinginan Departemen Pekerjaan Umum dan Pemukiman Prasarana Wilayah melalui Gubernur Jawa Timur. Dalam penjelasannya, Departemen PU dan Kimpraswil, busway di Surabaya bisa dilaksanakan setelah ada upaya pelebaran Jalan A. Yani Surabaya terlebih dulu.

 

Sementara itu, Plt Kepala Bappeko Ir Hendro Gunawan mengatakan, dalam APBD Kota Surabaya Tahun 2007 tercantum nilai proyek pengadaan busway tersebut. Tahap awal pengadaan busway sebesar sekitar Rp 90 miliar atau sekitar 43% dari nilai keseluruhan proyek yang mencapai Rp 206 miliar. “Busway Surabaya itu mendesak direalisasikan, karena semakin lama jalanan di Kota Surabaya semakin macet. Kami menargetkan, 35% pengguna kendaraan pribadi akan beralih ke busway,” katanya.

 

Untuk urusan busway dan model tranportasi massal lain, pemkot sedang mendapatkan konsultan bimbingan mengenai pengadaan serta penataan angkutan massal di Surabaya dari Australia. Bimbingan itu diberikan Australia secara gratis. “Mengingat gratis ya kami ikuti saja, sekarang tinggal pelaksanaannya saja,” ungkap dia.

 

Sudirjo, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya mengatakan, sebelum frontage road di Jl. Achmad Yani selesai total sebaiknya busway jangan direalisasikan dulu. Sebab, kalau pengadaan busway dipaksakan kemacetan di Surabaya tidak semakin berkurang, tapi justru semakin parah.  “Sekarang ini, di Surabaya belum ada busway tapi jalanan sudah sering macet. Nah, apalagi kalau ada busway-nya, saya kira pasti akan tambah macet total,” ujarnya.

 

Untuk itu, sebaiknya pemkot tidak perlu tergesa-gesa mewujudkan busway. Bila dipaksakan sangat dimungkinkan ada kepentingan terselubung di dalamnya. Di sana ada kepentingan politik dan kepentingan usaha bus. pur (Surabaya Post)